Chia Ardwanariswari

"Gigi kok dipagerin."

Begitu kalimat yang selalu teman gue ucapkan setiap kali lihat makhluk berbehel.
Entah karena dia sirik nggak mampu beli pager buat giginya atau karena giginya memang nggak matching dikasih pager. Entahlah, itu urusan dia sama kepala sekolah dan urusan kepala sekolah sama pager? LHO!!??

Oke, lupakan soal teman gue itu dan pagernya. Yang sekarang terjadi pada masa ini adalah soal anak-anak labil yang selalu ngaku fasionNIZTA kalau udah pakai behel. Kata mereka sih, NGGAK BERBEHEL NGGAK GAHOOOL! Halaah.... Itu cuma alibi mereka ajja biar dibilang keren pakai behel. Padahal, behel kan cuma buat nutupin gigi mereka yang berantakan, acak kadut, carut marut, kaya jalanan ibu kota.

Tapi, bicara soal behel, ada sebuah kisah tentang gue yang ter-sinting-sinting sampai sinting beneran sama orang yang pakai behel, apalagi cowok. Wah, gue mulai nggak konsisten,  "pikir gue dalam hati". Padahal barusan gue bahas soal anak-anak labil yang pakai BEHEL. Sekarang malah ngomongin gue yang ter-sinting-sinting sama manusia berbehel. Tuh kan, gue mulai ikut jadi labil.

Hanya karena behel gue jadi I'M IN LOVE sama seseorang. Tapi nggak lama putusan karena mungkin gue selama ini cuma suka sama dia yang berbehel manis, bukan ketulusan cinta dari hati.

Nggak pernah nyangka gue cuma tertarik pada seorang anak pemakai behel yang unyu. Mungkin lebih tepatnya, sebuah gigi yang terpasang pagar cantik berkilau bernama BEHEL.
KONYOL! Yah.... "hahahahaha"
BEHEL I LIKE YOU SO!
BEHEL......
I'M IN LOVE
With you!